Langsung ke konten utama

Usaha Warung yang Bermula Menggantikan Orang sampai Memiliki Sendiri

Selasa, 18 Januari 2022, 19.00 WIB

                                                    Oleh : Widya Mukti Anggraeni

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka 

Sumber : Pribadi

kabarekonomindonesia.blogspot.com, Jakarta -- Alasan pemilik warung, yaitu Sugianto memilih warung sembako sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga, disaat merebaknya masyarakat yang memiliki usaha makanan ialah karena menurut Sugianto warung sembako adalah jenis usaha yang bahan-bahannya tidak mudah basi.

Sugianto memulai usaha warung sembako sejak 6 tahun yang lalu dan menuju usia ke 7 pada tahun 2022 ini. Kebutuhan pokok yang disediakan oleh Sugianto cukup memenuhi kebutuhan para pelanggannya di Jalan Bangun Cipta Sarana, meliputi beras, gas, minyak goreng, telur, gula, dan bahan pokok lainnya. Sugianto juga menyediakan kebutuhan digital seperti pulsa, kuota, dan token.

Sugianto membuka usaha warungnya pada pukul 09.00 pagi, cukup siang untuk ukuran warung sembako, karena mengantisipasi jika pelanggan ingin membeli sebelum jam 09.00 pagi. Kemudian Sugianto mendapatkan sumber sembako untuk kebutuhan warungnya di Indogrosir daerah Cipinang dan Pasar Induk Beras daerah Cipinang.

Lalu pada saat ditanya di warungnya, Jalan Bangun Cipta Sarana, Jakarta Utara, mengapa memilih warung sembako sebagai jalur usaha.

“Warung sembako tuh bahan-bahannya tidak gampang basi, jangka waktunya bisa lama daripada kalau saya membuka usaha warung makanan,” ujar Sugianto.

Kemudian ketika kembali ditanya mengenai bagaimana awal mula membuka usaha warung. Sugianto mengatakan, “Saya awalnya gantiin orang madura, sampai suatu hari tempatnya saya beli lalu menjadi milik sendiri.”

Hambatan Sugianto selama membuka usaha warung ialah hanya capek karena menjaga warung dari pagi hingga malam. Lalu Sugianto mengaku keuntungan perbulan yang dihasilkannya dari usaha warung tersebut mendapatkan 10% dari pendapatan.

Cara Sugianto menyikapi jika ada kenaikan harga bahan pokok ialah dengan juga menaikkan sedikit harga bahan pokok yang ada di warungnya dan tentunya mendapatkan respon pelanggan yang kaget ketika harga bahan pokok seperti minyak, telur dan bahan pokok lainnya mengalami kenaikan harga.

Ketika ditanya mengenai apakah usaha warung yang dimilikinya selama 6 tahun terakhir tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sugianto mengatakan “Inshaallah cukup untuk makan, menyekolahkan anak dan pastinya kebutuhan sehari-hari juga.”

 



Komentar